Kalangan 'tukang' ojek di Jakarta mengaku pasrah jika harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dinaikkan oleh pemerintah.
"Kami
sebagai rakyat kecil hanya bisa pasrah. Kalau BBM dinaikkan, kami
tinggal menaikkan ongkos ojek saja," kata Herdi Nusa (48), warga
Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (17/6) malam.
Sambil berkendara
di atas sepeda motor 'butut' miliknya itu dari Pengadilan Tindak Pidana
Korupsi, Jakarta Pusat menuju Hotel Atlet Century Park, ayah tiga anak
ini bercerita, bahwa selama beberapa tahun ini, kalaupun harga BBM tidak
naik, namun yang namanya rokok tetap saja naik harganya.
"Padahal
itu 'racun' yang dihisap jutaan masyarakat di mana pun. Makin naik
harganya, rokok malah makin laris. Terus kalau harga BBM dinaikkan,
kenapa harus 'sewot'," katanya.
Menurut dia, rakyat kecil memang
sangat menyayangkan rencana penaikan harga BBM bersubsidi oleh
pemerintah, namun bukan harus melakukan aksi-aksi anarki.
"Saya
nggak tahu, yang menggelar aksi unjuk rasa itu siapa, tapi yang jelas
kami kalangan tukang ojek tidak begitu mempedulikan kenaikan harga BBM,"
katanya.
Namun Herdi mengharapkan, kenaikan harga BBM bersubsidi
sebaiknya dilakukan secara berlahan hingga di kemudian hari dihapuskan
subsidinya.
"Tapi harus ada solusi tentang masalah rakyat
lainnya. Seperti janji pemerintah untuk memberikan pendidikan dan
kesehatan gratis untuk rakyat," katanya.
Sumber : http://www.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-nasional/13/06/18/mojv9w-tukang-ojek-jakarta-pasrah-bbm-naik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar